BAB I Psikologi Anak Dan Pola Pembelajarannya
Psikologi anak menurut arti bebas adalah sebuah kajian
keilmuan yang mempelajari masalah tumbuh kembang anak beserta perilaku-perilaku
yang dihasilkan dari akibat tumbuh kembang anak tersebut, dari usia 0 tahun
sampai anak berusia 12 tahun. Kajian psikologi akan dikaitkan dengan perilaku
hidup, mental kecerdasan seseorang. Bila kita bicara masalah anak maka penulis
disini lebih suka mengartikan psikologi anak berdasarkan per huruf yang melekat
pada kata Anak Kecil: Anak, Nekat, Aman, Kreatif, Kompetitif,
Emosional, Cerdas, Imitatif, Labil.
Jadi, lebih pada arah sifatnya atau perilakunya. Pada bab ini, tentang
psikologi anak dan pola pembelajarannya, penulis buku tidak membahas bagaimana
perkembangan anak tetapi topik pembahasannya adalah:
A. Perilaku-perilaku anak
1. Aktif, artinya anak tersebut selalu bergerak melakukan aktifitas yang produktif
atau mencoba mengenali lingkungannya dengan melihat, mendengar, merasakan, dan
melakukannya. Aktif merupakan sifat yang dimiliki oleh anak yang cerdas.
2. Nekat, artinya sebuah keadaaan yang dilakukan oleh anak dimana anak dalam keadaan
terdesak, tidak nyaman, kebutuhanya tidak terpenuhi dan tidak dapat
menyelesaikan problem dirinya maka ia akan bertindak melawan.
3. Aman, artinya titik lemah yang dimiliki oleh anak dimana ia sadar bahwa ia anak
kecil lemah, yang perlu perlindungan dari orang yang lebih kuat.
4. Kreatif, artinya banyak akal, maksudnya anak tersebut ada saja yang dikerjakan di
dalam mengisi permasalahn keseharianya. Orang kreatif ketika melihat sesuatu
yang menurutnya kurang pas maka ia akan mengotak-atiknya menjadi sesuatu yang
menurut orang lain terlalu aneh bahkan memberi lebel anak perusak atau nakal.
5. Kompetitif, artinya sifat anak untuk bersaing, tidak mau mengalah dan selalu minta
nomer satu.
6. Emosional, artinya sifat yang belum dapat mengendalikan diri, mudah tersinnggung, dan
putus asa.
7. Cerdas, artinya anak tersebut mudah diajari,
penurut, pembelajar.
8. Imitatif, artinya anak suka meniru apa yang dia lihat, dan dia dengar dari
lingkungannya, daya khayal atau imajinatif anak sangat bagus sehingga anak
sering berbicara sendiri, atau dengan benda disekitarnya.
9. Labil, artinya anak belum memiliki pendirian yang teguh, masih suka
ikut-ikutan dan mudah terjebak pada satu hal yang menurutnya asyik dn
fantastik.
B. Cara belajar anak dari perilaku yang dihasilkan
1. Pembentukan tipe anak dalam belajar
a) Bila anak lebih banyak menggunakan potensi matanya maka modalitas
belajarnya adalah visual.
b) Bila anak lebih banyak menggunakan potensi telinganya maka modalitas
belajarnya adalah auditorial.
c) Bila anak lebih banyak mengunakan potensi gerak atau fisiknya, menyentuh,
dan mencoba maka modalitas belajaranya adalah kinestetik.
d) Bila anak lebih banyak menggunakan mata dan telinga maka modalitas
belajarnya adalah visual auditorial.
e) Bila anak banyak menggunakan mata, telianga, dan fisik maka modalitas belajarnya
adalah visual auditori kinestetik.
2. Menentukan gaya belajar anak modalitas belajar
Modalitas belajar adalah cara belajar
seseorang, atau cara dan gaya seseorang dalam menyerap suatu informasi atau
ilmu. Setiap anak memiliki gaya belajar yang khas dan berbeda antara satu
dengan yang lain.
C. Tipelogi anak
Cara
menilai tipe perilaku anak yaitu amati perilaku anak, lihat penampilannya,
berikan pertanyaan dan perhatikan jawabannya, berikan tugas, perhatikan tanggapan dan cara penyelesaiannya, dan lain-lain.Untuk Melanjutkan ke BAB II silahkan Klik di sini
0 komentar:
Posting Komentar