BAB III Pengajaran Hypnosis Learning
Hypnosis Learning adalah sebuah pembelajaran
yang dirancang dengan menciptakan situasi yang nyaman dan menyenangkan dalam
lingkungan yang terkendali, untuk dapat masuk kepikiran bawah sadar. Program
tersebut untuk mengatasi berbagai problem belajar yang dialami oleh anak didik
program hypnosis learning mengarah pada cara kerja pikiran manusia, oleh sebab
itu hypnosis learning menggunakan teknik afirmasi, sugerti, dan visualisasi.
Hypnosis learning adalah solusi bagi para pendidik yang
menginginkan perubahan kearah yang lebih baik. Didalam pelaksanaan pembelajaran
hypnosis learning faktor terpenting adalah guru, orang tua, dan lingkungan yang
bisa bekerja sama. Hal-hal yang menarik dalam hypnosis learning yaitu dapat
meningkatkan motovasi, mengetahui masalah yang dimiliki anak, meningkatkan
prestasi, meningkatkan daya hafal, dan lain-lain. Tahap-tahap pengajaran
hypnosis learning:
A. Mendiagnosa
Mendiagnosa adalah proses mengenal anak secara
detail, apa dan bagaimana mengenai anak tersebut. Tahap mendiagnosa ini
dimaksudkan untuk mengetahui dan mendapatkan data informasi, sebagai pedoman
penanganan dan pembuatan program hypnosis bagi keperluan anak. Di dalam
mendiagnosa anak gunakan metode ANAK KECIL, Cara mendiagnosa yaitu:
Amati perilaku anak, lihat penampilannya, berikan pertanyaan, dan perhatikan
jawabannya.
B. Menyembuhkan
Menyembuhkan juga diartikan menyiapkan bibit
dan tempat atau lahan yang baik untuk
ditanami, tahap-tahap prosesi penyembuhanya yaitu: membangun dan menjaga
hubungan yang baik, berikan pelajaran baik dan buruk beserta penjelasannya, membuat
aturan dan kesepakatan tentang konsep belajar bersama.
C. Menumbuhkan
Menumbuhkan merupakan teknik memasukkan
pikiran-pikran positif sebagai pengganti dari pikiran-pikiran negatif yang
telah dihilangkan, setelah tumbuh pikiran positif di dalam diri anak maka untuk
selanjutnya anak diajak untuk menemukan dan menentukan jati dirinya yang
sebenarnya, dan membulatkan cita-citanya untuk diwujudkan. Ada dua hal dalam
proses penumbuhan, yaitu menanam dan menumbuhkan.
Tahap menanam yaitu, membentuk diri dan
pribadi, sedangkan menumbuhkan adalah mewujudkan program dan target yang telah
direncanakan atau memberi pelajaran.
D. Mendampingi
Mendampingi adalah program yang diberikan oleh
tutor atau terapis berupa program-program konsultasi, pemantauan, evaluasi,
stimulus-stimulus yang dilaksanakan secara rutin.
BAB IV Praktik Menggunakan Dan Membuat
Afirmasi, Sugesti, dan Visualisasi
A. Afirmasi
Afirmasi dalam bahasa Indonesia diartikan
penegasan. Afirmasi atau penegasan adalah pernyataan penerimaan yang digunakan
diri sendiri dengan kebebasan yang berlimpah, kemakmuran, dan kedamaian.
Afirmasi bisa juga merupakan kalimat-kalimat positif atau sekelompok kalimat
yang dirangkai menjadi satu. Afirmasi harus diselaraskan dengan hukum alam.
Karenanya, ini merupakan kebenaran dan harus selalu demikian. Setiap afirmasi
dinyatakan dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa yang ditegaskan itu akan
terwujud.
Afirmasi
bertujuan untuk mengulang-ulang sebuah pernyataan, dari hari ke hari sampai,
pernyataan itu tertanam dengan bernar dalam pikiran bawah sadar kita. Bila hal
ini terjadi maka pikiran bawah sadar kita akan merasakan perbedaan antara apa
yang seolah-olah “ nyata” dengan dunia luar kita yang nyata.
Perbedaan
ini akan menimbulkan suatu tekanan atau pressure, dan pikiran bawah
sadar kita akan menyiapkan ide, motivasi dan tingkah laku, sehingga dunia luar
kita yang nyata akan mulai untuk menyelaraskan keadaan dengan dunia dalam diri
kita. Nampaknya hampir seperti keajaiban ketika suatu pintu kesempatan kita
terbuka untuk membuat afirmasi kita menjadi kenyataan.
Cara membuat dan menggunakan afirmasi:
1.
Afirmasi harus bersifat personal atau pribadi,
contoh: “saya pintar, saya pasti bisa”.
2.
Gunakan kalimat positif, contoh: “aku pasti
bisa, melewati setiap tantangan yang diberikan guruku dengan baik”.
3.
Contoh pernyataan afirmasi yang keliru,
contoh: “saya anak pintar, jika saya mau belajar”.
4.
Gunakan kalimat kondisi saat ini, contoh: “aku
bisa konsentrasi, dapat menerima setiap pelajaran yang diberikan guruku”.
5.
Usahakan afirmasi itu singkat dan sederhana,
contoh: “ aku pasti bisa, bisa.!”.
6.
Jangan memaksakan afirmasi karena afirmasi
bertujuan membangun karakter, memperkuat dan menstimulus karakter, contoh: “
badanku cukup kuat, sehat, dan siap untuk belajar”. (realita yang terjadi anak
pada waktu itu sedang sakit atau kalelahan). Ketika mendapati hal yang demikian
maka yang harus dilakuakan merubah pola pikirnya terlebih dahulu.
7.
Lakukan pengulangan yang intens setiap saat,
contoh: berangkat sekolah,” sekolah gudang ilmu, aku suka ilmu, aku harus
mengambilnya dengan serius”.
8.
Pilihlah maksimal 3 tingkah laku/ problem yang
ingin diubah. Idealnya, anda memilih dan fokos pada satu saja tingkah laku,
contoh: “ lambat belajar sakit”. Sekali anda lihat efek dari afirmasi anda
menjadi kenyataan, anda dapat memulai menanamkan afirmasi yang baru.
Pembagian afirmasi diri:
1. Afirmasi pengkondisian yaitu,
afirmasi yang dibuat untuk mengkondisikan suatu keadaan, agar apa yang
dikehendaki bisa tercapai, diucapakan berkali-kali, contoh: “ fokus fokus fokus
fokus”.
2. Afirmasi motivasi digunakan untuk memberikan dorongan kemauan, perubahan,
peraihan, penguatan, terhadap apa yang ingin dilakukan atau diperbuat oleh
anak. Di dalam memberikan afirmasi motivasi anda harus penuh semangat, diikuti
gerak, diucapkan dengan keras, penuh keyakinan, contoh: “aku pasti bisa, aku
pasti bisa”.
3. Afirmasi peredam emosi atau amarah, diberikan kepada anak saat mengalami
peristiwa kejiwaan yang sedang tidak stabil. Afirmasi ini diberikan dengan
suara lembut, pelan, dan dalam keadaan yang tenang, akan lebih baik jika
diikuti dengan irama musik yang lembut sesuai dengan keadaan jiwanya saat itu,
contoh: “tidak apa-apa.. sakitnya sebentar lagi juga hilang, coba tersenyum...
nah... sakitmu sekarang sudah hilangkan”.
4. Afirmasi sosial berfungsi untuk membentuk pribadi anak yang berjiwa sosial,
kasih sayang, rukun, dermawan atau suka menolong, taat, patuh. Dalam melakukan
afirmasi sosial apa yang harus digunakan bersifat seruan, ajakan, himbauan
kita, kami, kamu, semua atau kata tersebut bersifat umum bukan personal,
contoh: “ bersatu kita teguh, berecerai kita runtuh”.
B. Pengertian sugesti
Sugesti berasal dari bahasa Inggris (suggestion)
yang artinya, saran atau usul atau nasehat. Dalam arti bebas sugesti yaitu
sebuah pesan atau usulan rencana yang terprogram, dibuat untuk menimbulkan atau
mempengaruhi respon dalam pikiran maupun tindakan.
Sugestibilitas
adalah cara seseorang belajar untuk menyerap informasi, sedangkan sugesti
adalah materi yang dipelajari. Dalam kita mengajar, sering terjadi pada kita
ada anak yang penurut, memperhatikan dan mudah dikasih tahu, namun ada pula
anak yang kritis, sulit diatur dan semaunya sendiri tidak mau ikut aturan.
Menurut Adi. W. Gunawan dalam merancang sugesti dibedakan 2 tahap yaitu:
memformalisasikan sugesti dan menentukan cara penyampaiannya.
Hal-hal
yang harus dilakukan dalam merancang dan memberikan sugesti, yaitu :
1. Membangun kepercayaan dan hubungan emosional dengan anak.
2. Relaksasi secara fisik dan mental.
3. Gunakan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, dan spesifik.
4. Positif sugestikan apa yang diinginkan.
5. Gunakan emosi.
6. Gunakan kalimat “sekarang”.
7. Gunakan kalimat “semakin”.
8. Gunakan pengulangan kata yang intens.
9. Tutor atau terapis mengambil figure sebagai seorang pemimpin, orang tua,
guru, atau peran apa saja yang memberikan kesan bahwa dirinya adalah orang yang
memiliki pengetahuan, kemampuan, pengalaman, dan semua hal.
10. Hubungkan setiap kejadian untuk membangun sugesti yang semakin baik.
11. Bersifat pribadi atau atau personal, langsung berkaitan dengan kebutuhan
dan sesuai apa yang diyakini olah anak yang akan disugesti.
12. Menyampaikan fakta, cita-citanya yangn diinginkan secara sungguh-sungguh
terjadi.
C. Visualisasi
Bila kita menginginkan sesuatu maka pikiran
bawah sadar akan menggambarkan apa yang didambakan itu. Dengan cara
memvisualisasikan impan terlebh dahulu, terciptalah banyak sekali karya-karya
spektakuler di dunia ini. Berikut ini beberapa langkah dalam memvisualisasikan
impian yaitu: visualisasi adalah menciptakan gambaran atau imajinasi dalam
pikiran bawah sadar anda sedang memiliki atau melakukan apa yang anda inginkan.
Cara menggukan visualisasi:
1.
Pastikan anak anda memvisualkan tujuan mereka
seolah ini sedang mereka alami. Gunakan kata-kata” sekarang”, “saat ini” dan
“sedang”.
2.
Dorong mereka memasukkan detail-detail
perasaan mereka kedalam visualisasi.
3.
Selalu visualisasikan hasil sebuah tujuan
sebagai sesuatu yang telah terjadi.
4.
Lakukan berlahan-lahan dan libatkan semua
kejadian yang mereka ingat dan sedang terjadi kepada mereka untuk memberikan
visualisasi.
5.
Lakukan dengan mata tertutup atau terbuka
sesuai kebutuhan.
6.
Ingatkan anak agar selalu melakukan
visualisasi sesering mungkin.
Lakukan
berulang-ulang.
0 komentar:
Posting Komentar