Mengantisipasi Keberhasilan



Anak-anak yang memiliki motivasi diri berharap akan berhasil dan tidak mengalami kesulitan dalam menetapkan sasaran yang tinggi bagi diri sendiri. Sebaliknya, anak-anak yang tidak termotivasi hanya mengharapkan keberhasilan yang seadanya dan, menurut psikolog Martin Covington, mereka menetapkan sasaran mereka di “tingkat prestasi terendah yang dapat diraih oleh seseorang hampir tanpa pengorbanan”. Harapan anak-anak atas kemampuan mereka dimulai dirumah. Dalam sebuah studi yang dirancang untuk menemukan mengapa siswa-siswa Amerika sekarang menunjukkan prestasi di bawah rata-rata internasional dalam matematika dan sains, dibanding siswa-siswa berprestasi tertinggi dari Jepang dan Hongkong. Para ibu Jepang dan Cina menaruh harapan yang lebih tinggi kepada anak-anak mereka dan menekankan pentingnya pendidikan dalam kehidupan sehari-hari anak-anak mereka. Selain menetapkan standar akademik yang lebih tinggi bagi anak-anak mereka, kaum ibu Asia juga lebih realistis daripada kaum ibu Amerika tentang bakat akademik, kognitif, dan kepribadian anak-anaknya. Mereka lebih menekankan pentingnya kerja keras kepada anak-anaknya dibanding kaum ibu Amerika, yang lebih menekankan kemampuan bawaan anak.
Sebagian besar keluarga Amerika menaruh harapan tinggi kepada anaknya, tetapi ini jelas tidak cukup. Harapan atau tuntutan saja tidak berarti jika tidak ditunjang dengan teladan orangtua yang mencerminkan pentingnya belajar.
Apabila kita serius dalam mengharapkan keberhasilan anak kita, kita juga harus mengungkapkan ini dalam perbuatan nyata selain dengan kata-kata dan pada gilirannya ini harus tercermin sebagai tuntutan budaya, terutama di sekolah-sekolah.
Pelajaran emosi dimasa kanak-kanak dapat mempunyai pengaruh besar terhadap temperamen, entah memperbesar atau meredam bakat lahirnya. Sifat otak yang mudah sekali dibentuk pada masa kanak-kanak dapat membuat pengalaman-pengalaman selama masa-masa tersebut mampu mempengaruhi pengukiran jalur-jalur saraf secara permanen sepanjang hidup.
Bagi anak penakut, yang sangat berpengaruh pada awalnya adalah bagaimana mereka diperlakukan oleh orangtua mereka, dan dengan demikian bagaimana mereka menangani rasa takut yang dialami oleh dirinya sendiri.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa ketegasan dapat mengurangi rasa takut. Bagi ibu-ibu yang terlalu melindungi dengan amat reaktif dari rasa frustasi dan cemas dengan mengharapkan hasil yang lebih baik maka akan mendapatkan hasil yang sebaliknya. Artinya, bahwa strategi perlindungan itu menjadi senjata makan tuan karena menghilangkan kesempatan bagi anak-anak kecil yang ketakutan untuk belajar menenangkan diri menghadapi hal yang belum di kenalnya, dan dengan demikian mendapatkan sedikit penguasaan atas rasa takut mereka.

Untuk Pembahasan Selanjutnya Klik

Penulis : Unknown ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Mengantisipasi Keberhasilan ini dipublish oleh Unknown pada hari Rabu, 02 Mei 2012. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Mengantisipasi Keberhasilan
 

0 komentar:

Posting Komentar

Hai...cari pengetahuan atau cari tugas?

Pengetahuan anda akan bertambah, tugas anda akan terselesaikan...
Silahkan Klik di Sini