Tugas Kelompok
TAHAPAN
PENCIPTAAN MANUSIA
Disusun Oleh :
Ahmad Malik Amrullah
1001111385
Moh. Choirul Anwar
1001111386
Nurul Malita
1001111394
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur`an
sebagai pendoman hidup manusia. Ayat-ayat dalam al-Qur`an sudah menjelaskan
tentang segala sesuatu di muka bumi ini, termasuk mengenai proses penciptaan
manusia. Bagaimana seorang manusia dapat tercipta di dunia ini sebagai makhluk
yang paling mulia di bumi.
Ada
ayat-ayat yang menyatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah, ada pula
ayat-ayat yang menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari tanah liat, tembikar,
Lumpur, sari pati tanah, sari pati air yang hina, air yang tertumpah, dan mani
yang dipancarkan. Untuk lebih mengetahui mengenai hal tersebut maka dengan
judul Penciptaan manusia kami paparkan bagaima penciptaan manusia.
B. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini adalah mengacu kepada bagaimana penciptaan
manusia di muka bumi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Hadist Tentang Penciptaan Manusia
حد يث
ءَ بْدِ اللهِ يْنِ مَسْعُودِز قَالَ : حَدَّ ثَنَا رَسُو لُ اللهِ صلى الله عليه
وسليم, وَهْوَ الصَّادِ قُ الْمَصْدُ وقُ, قَالَ: أِ نَّ أَحْدَ كُمْ يُحْمَعُ
خَلْقُهُ فِى بَطْنِ أُمِّ أَمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْ مَا. ثُمَّ يَكُو نُ
عَلَقَةُ مِثْلَ ذَلِكَ. ثُمَّ يَكُو ن
مُضْغَةً مِثْلَ ذ لِكَ. ثُمَّ يَبْعَثُ اللهُ مَلَكُا فَيُؤْ مَرُ بِأَ رْ بَعِ
كُلِمَا تِ, وَيُقَالُ لَهُ: اكْتُبْ عَمَلَهُ وَرِزْقَهُ وَأَجَلَهُ وَشَقِّ أَوْ
سَعِيدٌ. ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ الرُّوحُ فَأِ نَّ الرَّ جُلَ مِنْكُمْ لَيَعْمَلُُ
حَتَّى مَا يَكُو نُ يَنْنَهُ وَ بَيْنَ اَلجنَّةِ أِلاَّذِرَاعٌ, فَيَسْبِقُ
عَلَيْهِ كِتَا بُهُ, فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ. وَيَعْمَلُ حَتَّى مَا
يَكُونُ يًنْهُ وَبَيْنَ النَّا رِ أِلاَّ
ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ, فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ اَلجْنَّةِ
Artinya
:
Abdullah bin Mas’uud
r.a berakta. Rasulullah SAW yang benar dan harus dibenarkan telah menerangkan
kepada kami: sesungguhnya seseorang terkumpul kejadiannya dalam perut ibunya
empat puluh haru beruma mani, kemudian berupa sekepal darah darah selama itu
juga, kemudian berubah berupa sekepal daging selama itu juga, kemudian Allah
mengutus Malaikat yang diperintah mencatata empat kalimat dan diperintah :
Tulislah amalan, rizqinya, ajalnya dan nasib baiknya atau sial (celaka),
kemudian ditiup ruh kepadanya. Maka sesungguhnya adakalanya seorang dari kamu
melakukan amala ahli sorga sehingga antaranya dengan sorga hanya sehasta, tetapi
ada ketentuan dalam surat pertama, tiba-tiba melakukan amal ahli neraka, dan
adalanya seorang berbuat amal ahli neraka sehingga antaranya dengan neraka
hanya sehasta, tiba-tiba dalam ketentuan suratannya ia berubah mengerjakan amal
ahli sorga (Bukhari, Muslim)
Allah memberi tahu kepada makhluk yang
telah tercipta lebih terdahulu, terutama para malaikat, bahwa Dia akan
menciptakan khalifah (penguasa atau Petugas) di muka bumi. Yang dimaksud dengan
khalifah adalah makhluk manusia dan yang pertamanya diberi nama Adam. Al-Quran
telah menyatakan bahwa Allah telah
menciptakan seorang yang bernama Adam, yang merupakan asal jenis manusia. Dan
bahwa jenis manusia itu diciptakan dari tanah kemudian ditiupkan rohnya maka
jadilah wujud manusia. Di samping itu penciptaan manusia pertama tidak melalui
proses dari kecil atau bayi kemudian membesar yang memakan waktu dari hari ke
hari bahkan dari bulan ke bulan atau tahun ke tahun akan tetapi, ia tercipta secara
“instan” langsung dalam bentuk besarnya yang sempurna seperti yang ada. Dalam al-Quran juga
dijelaskan bahwa generasi manusia berikutnya setelah Adam tidak lagi diciptakan
dari tanah. Tetapi terbentuk dari sperma yang sekalipun bila ditelusuri ia
berasal dari tanah juga.[1]
Sebagaimana difirmankan dalam al-Quran surat As-Sadjah ayat 7-9:
Artinya: Yang membuat segala sesuatu yang Dia
ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.
Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina. Kemudian Dia
menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan
bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali
bersyukur.[2]
1.
Penciptaan manusia
Manusia setelah Adam
diciptakan melalui beberapa fase penahapan, fertilisasi atau pembuahan adalah
peleburan antara inti sel telur dengan inti sel sperma. Dari ratusan juta
sperma hanya satu yang berhasil membuahi
sel telur. Fertilisasi berlangsung di saluran telur, saat fertilisasi kepala sperma menembus dinding sel telur
sedangkan ekornya tertinggal di luar. Selanjutnya inti telur dan inti sperma bersatu
setelah bersatu ovum menjadi zygote.
Tahap-tahap perkembangan embrio menjadi janin dan menjadi bayi yang siap
dilahirkan adalah sebagai berikut.
Perkembangan janin dibagi dalam tiga tahapan besar. Pertama adalah perkembangan
pada triwulan I, mulai dari zygote terbentuk sampai janin berusia tiga bulan;
perkembangan terpusat pada perkembangan fungsi-fungsi organ, seperti otak,
jantung, paru-paru. Pada triwulan II (bulan empat, lima dan enam) pertumbuhan terpusat
pada anggota tubuh yaitu kaki, tangan, jari-jari, pada triwulan III, dapat
dikatakan bahwa pembentukan sebagian organ telah lengkap.[3]
dari sperma hingga menjadi bentuk janin memakan waktu selama 120 hari yakni sebagai
berikut:
a. Tahap
pertama, dalam bentuk sperma yang meresap dalam tubuh perempuan atau kandungan
ibu. Melalui proses selama empat puluh hari (masa ngidam);
b. Tahap
kedua, adalah dalam bentuk ‘alaqah
yakni pembekuan atau penggumpalan darah dan menempel di dinding rahim, melalui
proses selama empat puluh hari;
c. Tahap
ketiga, adalah dalam bentuk mudhgah
(embrio) yang melalui proses selama empat puluh hari, sehingga semua proses tersebut berjumlah 120 hari atau empat
bulan; dan kemudian;
d. Tahap
keempat; adalah adanya roh atau jiwa pada janin dan jadilah manusia.[4]
Dengan demikian manusia setelah Adam dan
Hawa, tidak lagi tercipta dari tanah secara instan langsung menjadi manusia
dewasa. Akan tetapi ia tercipta dari sperma dan melalui proses dalam rahim di perut
seorang ibu. Kemudian manusia terlahir ke dunia dan menuju kematangan yang
memakan waktu cukup lama. Bahkan makhluk hewan lebih cepat matang dari manusia.
Berbeda dengan hewan, untuk bisa bicara dan makan serta berbicara, manusia
memerlukan waktu yang relatif tidak sedikit.[5]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Quran
telah menyatakan bahwa Allah telah
menciptakan seorang yang bernama Adam, yang merupakan asal jenis manusia. . Di samping itu penciptaan manusia pertama
tidak melalui proses dari kecil atau bayi kemudian membesar yang memakan waktu
dari hari ke hari bahkan dari bulan ke bulan atau tahun ke tahun akan tetapi,
ia tercipta secara “instan” langsung dalam bentuk besarnya yang sempurna seperti yang ada. Dalam al-Quran
juga dijelaskan bahwa generasi manusia berikutnya setelah Adam tidak lagi
diciptakan dari tanah. Manusia setelah Adam diciptakan melalui
beberapa fase penahapan, fertilisasi atau pembuahan adalah peleburan antara
inti sel telur dengan inti sel sperma. Perkembangan janin dibagi dalam tiga
tahapan besar. Pertama adalah perkembangan pada triwulan I, mulai dari zygote
terbentuk sampai janin berusia tiga bulan; perkembangan terpusat pada
perkembangan fungsi-fungsi organ, seperti otak, jantung, paru-paru. Pada
triwulan II (bulan empat, lima dan enam) pertumbuhan terpusat pada anggota
tubuh yaitu kaki, tangan, jari-jari, pada triwulan III
B. Saran-saran
Kami menyadari akan kekurangan dalam makalah ini, maka
pembaca dapat menggali kembali sumber-sumber lainnya, untuk menyempurnakannya.
Jadi kami harapkan kritik yang membangun dari anda sekalian, untuk kami lebih
bisa baik dan sempurna lagi dalam pembuatan makalah ini selanjutnya
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Quran
dan terjemahnya
Abdul Latif Faqih, Rahasia Segitiga Allah-Manusia-Setan,
Jakarta Selatan, Hikmah (PT Mizan Publika), 2008
Istamar Syamsuri, Biologi Untuk SMA Kelas XI, Malang,
Erlangga, 2006
[1] Abdul Latif Faqih, Rahasia Segitiga Allah-Manusia-Setan,
Jakarta Selatan, Hikmah (PT Mizan Publika), 2008, h. 65
[2] Al-Quran dan terjemahnya, h. 32
[3] Istamar Syamsuri, Biologi Untuk SMA Kelas XI, Malang,
Erlangga, 2006, h. 150-151
[4] Abdul Latif Faqih, Rahasia Segitiga Allah-Manusia-Setan,…h.
72
[5]
Ibid
mantap artikelnya. sangat bermanfaat.
BalasHapusbisnis online menguntungkan www.kiostiket.com